Pati - Salah satu pasar dalam Kota Pati yang mendesak untuk penataan, karena kondisinya sudah tidak layak huni, adalah Pasar Sleko yang lokasinya bersebelahan dengan Terminal Sleko. Pasalnya, selain sempit dan kumuh los untuk berjualan juga acak-acakan.

Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati Edy Setyanto mengemukakan hal tersebut, kemarin. Dia menyebutkan, pasar lainnya yang mendesak untuk dipindahkan, karena menjadi sumber kesemrawutan arus lalu lintas, yaitu Pasar Rogowangsan.

Tapi, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan memindahkan Pasar Rogowangsan yang seharusnya sangat tepat jika digabung dengan Pasar Sleko.

Tapi dengan syarat, tandasnya, lokasi Terminal Sleko yang sebenarnya juga sudah tak layak sebagai terminal harus dipindahkan. Rencana memindahkan terminal dengan membangun terminal tipe Asudah pernah diagendakan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), tapi ditolak oleh DPRD.

Terlepas dari hal tersebut, ujar Edy Setyanto, pada 2014 tengah dipersiapkan pengembangan Pasar Sleko I, dengan rencana membangun los pasar tersebut dalam satu atap. Untuk pembiayaannya bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) yang total Rp 2.296.263.000 dan akan dimulai dengan tahap perencanaan. ''Khusus persiapan perencanaan, alokasi anggarannya Rp 48.000.000,'' ujarnya.

Mengingat hal tersebut, lanjutnya, tata letak paling ideal pasar harus menghadap ke timur karena di depannya adalah ruas Jalan Raya Pati- Gabus. Pertimbangannya, di sisi utara yang juga di pinggir Jalan Roro Mendut, kini sudah terdapat deretan kios dibangun secara swadaya oleh para pedagang. Di sisi barat atau belakang, ungkapnya, nanti bisa dihubungan dengan Pasar Beras melalui jalan/koridor. Dengan demikian, bila harus ada kegiatan bongkar muat, hal itu bisa dilakukan di halaman pasar beras yang pelatarannya juga luas. Ada rencana untuk ditingkatkan pengaspalannya.