Poker Asli Indonesia

Tips Memilih Lampu Hemat Energi

Unknown | 11/30/2013 | 1 komentar
masterpoker88
BetAnda

http://www.mediaproyek.com/

Slogan lampu hemat energi sangat menarik bagi kita untuk membeli dan memasangnya di rumah kita. Dengan memasang lampu hemat energi, kita mengharapkan tagihan listrik di rumah kita akan berkurang sehingga menghemat pengeluaran bulanan kita.

Untuk menghindari kita terkecoh dan salah dalam pemilihan lampu hemat energi, pada kesempatan kali ini akan kami postingkan tips memilih lampu hemat energi. Biasanya beberapa pertimbangan kita dalam memilih lampu adalah :
  1. Harga.
  2. Merk.
  3. Watt sebagai pilihan untuk tingkat penerangannya.
  4. Cool white / daylight / warm white untuk type Color Temperaturenya.

Dibawah ini akan kami sajikan beberapa tips memilih lampu hemat energi secara detail, yaitu antara lain :
  1. Umur pakai biasanya disebut jam nyala (hours). Jangan melihat umur secara tahun yang biasanya dicantumkan di packagingnya karena itu hanya promosi dan tiap merk menggunakan asumsi yang berbeda untuk pemakaian perharinya (produsen selalu mencantumkan tanda "*" untuk asumsi pemakaian jam perhari). Ada yang cantumkan 3 tahun dengan 5 jam perhari ( umur pakai 6000 hours) atau 4 tahun dengan 5.5 jam per hari (umur pakai 8000 hours), terakhir ada yang 10 tahun dengan 4 jam perhari (umur pakai 15000 hours).
  2. Color Rendering Index (CRI) adalah kemampuan sumber cahaya dalam memberikan akurasi perbedaan warna pada benda. Semakin tinggi berarti semakin bagus persepsi penglihatan kita terhadap warna benda. Tetapi tidak semua produsen lampu mencantumkan CRI. CRI memiliki range dari 0-100, biasanya Lampu Hemat Energi standard hanya memiliki CRI sekitar 80. Ada TL yang sampai CRI 95-97 dan biasanya untuk professional room misalnya laboratorium atau boutique textile.
  3. Lumen (lm) atau Candela (Candle Power) atau Lux adalah light output / tingkat kekuatan cahaya yang dihasilkan. Semakin tinggi semakin terang. Tapi untuk lampu Lampu Hemat Energi kita biasa pakai lumens. Banyak juga produsen yang tidak mencantumkan tingkat kekuatan cahayanya, dan hanya watt-nya saja. Karena tidak semua produsen mencantumkan tingkat kekuatan cahanya, maka kita cuma berpedoman pada watt-nya, padahal banyak merk lampu yang boros listrik karena watt-nya besar tapi cahayanya lemah. Jadi pastikan lampu yang anda beli memang terang sesuai kebutuhan dengan watt yang rendah. Bila tidak tercantum tingkat cahayanya, selalu coba bandingkan nyalanya dulu, bukan cuma berdasarkan watt-nya.
  4. lm/watt menunjukan efisiensi lampu tersebut. Semakin tinggi lm/watt nya berarti lampu tersebut bisa memproduksi cahaya lebih terang dengan listrik yang sama. Salah satu produsen terkenal memproduksi TL panjang (TL5HE) yang hemat energi dengan 104 lm/watt jadi lebih terang dan hemat listrik. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa memilih lampu berdasarkan tingkat terang yang kita butuhkan dan bukan watt konsumsi listriknya. Jangan kaget bila kita beli merk abal-abal dengan watt yang sama tapi sinarnya lebih redup.
  5. Voltage range adalah kemapuan lampu dalam perubahan voltage. Karena bila voltage di rumah kita tidak stabil, Lampu Hemat Energi ini yang menggunakan electronik ballast juga mudah rusak. Pilih Lampu Hemat Energi yang memiliki voltage range yang lebar. Misal 170V-250V.
  6. Colour Temperature (satuan Kelvin) adalah tingkat panas atau dinginnya sinar yang dihasilkan. Walaupun agak membingungkan karena semakin tinggi malah semakin putih. Bila rendah berwarna merah dan semakin tinggi semakin putih kemudian biru. Tetapi biasanya hanya dituliskan klasifikasinya saja yaitu warm white atau cool white atau daylight. Secara detail Warm white memiliki color temperature <3000K (sinarnya kuning), cool white sekitar 4000K, daylight >5000K (sinarnya putih). Biasanya juga ada yang disingkat misal D65 berarti daylight 6500K.

Demikian sedikit ulasan tentang tips memilih lampu hemat energi. Semoga kita tidak salah pilih dalam menentukan lampu hemat energi untuk rumah kita. Terima kasih.


Category:

1 komentar: