Pembangunan Pasar Bulu Semarang Masih 41 %
Semarang - Hampir dua tahun, Nono (48) menempati lapak sementara Pasar Bulu. Sejak itu pula penjualan dagangan kebutuhan sekolah menurun drastis hingga 70 persen. Sebelumnya, dalam sehari ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 1 juta, kini Rp 200 ribu pun susah.
"Ditambah lagi, ukuran kiosnya beda dengan yang dulu. Sekarang ukuran lapak lebih kecil, tapi bayar retribusinya sama," ucapnya saat ditemui di kiosnya, Selasa (29/10/2013).
Ia menyatakan, hanya pedagang yang beruntung yang bisa sukses di kios sementara. Mayoritas hanya sekadar bertahan hidup. Bahkan, ada yang mengandalkan pekerjaan di luar kios. Beberapa di antaranya memilih tutup.
Nono mengaku bingung dengan proyek pembangunan Pasar Bulu. Pertama kali direlokasi pada Maret 2012, ia diberi tahu proyek itu selesai dalam waktu delapan bulan. Tapi hingga akhir tahun belum selesai. Bahkan November 2012 lalu ada pertemuan lagi.
"Janjinya awal Januari bisa ditempati pedagang. Tapi tidak tahu deh Januari tahun kapan. Kami benar-benar tertelantarkan," ucapnya.
Hal yang membuatnya kecewa adalah tidak ada kepedulian Pemkot selepas relokasi sementara. Tidak ada satupun pejabat Pemkot, baik wali kota maupun anggota DPRD yang menjenguk rakyatnya.
"Padahal disalamin terus diomongin suruh sabar saja, kami sudah senang. Tapi nanti menjelang pemilu, pasti mereka akan ke sini," sindir para pedagang lain yang menimpali.
Pejabat Pembuat Komitmen pembangunan Pasar Bulu, Nurkholis mengatakan, kemajuan pengerjaan Pasar Bulu kini telah mencapai 41 persen dari target 45 persen. Meskipun agak molor, ia berharap pekerjaan itu selesai sesuai kontrak pada 9 Desember nanti.
"Kami menargetkan untuk pengerjaan struktur bisa selesai akhir tahun ini dan selanjutnya bisa ditempati para pedagang," katanya.
Ia menyatakan, meskipun secara struktur sudah selesai tapi belum secara keseluruhan. Ada beberapa pekerjaan yang akan disusulkan pada 2014 meliputi pagar, kolom cendawan, pekerjaan arsitektural, serta landscape. Dana untuk kebutuhan pengerjaan proyek tersebut berkisar Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar.
Category: News
0 komentar